MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Mengantisipasi terulangnya kejadian penyalahgunaan QRIS di rumah ibadah yang baru-baru ini terjadi oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur Ricky P Gozali meminta masyarakat untuk dapat lebih berhati-hati saat menggunakan QRIS maupun transaksi apapun yang menggunakan aplikasi pembayaran lainnya, termasuk transaksi konvensional.
“Kita sadar bahwa elektronik dan digitalisasi sangat bermanfaat bagi masyarakat. Hari ini menciptakan transaksi yang berguna untuk memudahkan masyarakat, lebih simpel dalam bertransaksi cepat dan aman. Tapi tidak dihindari dalam kesimpelan itu ada pihak yang memanfaatkan seperti kejadian kemarin, memakai QRIS untuk kepentingan pribadinya sendiri, ” ujar Ricky saat menggelar acara Temu Media, Kamis malam (13/4/2023).
Diakuinya, kemungkinan terjadinya penyalahgunaan bisa saja terjadi. Untuk itu Ricky meminta masyarakat lebih teliti, berhati-hati dan waspada setiap menggunakan QRIS dan alat transaksi apapun.
“Memang kemungkinan bisa terjadi. Tapi yang harus dilakukan adalah dalam melakukan transaksi dengan QRIS atau alat transaksi apapun dan transaksi konvensional tetap dilakukan dengan kehati-hatian. Walaupun tidak memakai QRIS yang penting hati-hati, termasuk melakukan transaksi di bank, ” imbaunya.
Untuk mengantisipasi terulangnya kejadian penyalahgunaan QRIS, Bank Indonesia, lanjut Ricky, telah berkoordinasi dengan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), Asosiasi Sistem Pembayaran (ASPI), Penyelenggara Infrastruktur Sistem Pembayaran (PIP) dan PT Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN).
Kepada merchant atau pedagang, Ricky juga mengimbau untuk lebih senantiasa menjaga QRIS miliknya, sehingga QRIS yang ditampilkan adalah benar QRIS milik merchant tersebut.
“Yang dilakukan ada 3, yaitu kita harus menyakini bahwa barcode benar dengan alamat tujuan yang sesuai kita tuju. Pun merchant harus menyakini bahwa dia menjaga bercodenya dan itu miliknya. Karena seperti di tempat publik ini tidak ada yang menjaga dan itu jadi kewajiban merchant menjaga, jangan sampai barcode QRIS miliknya ditukar orang lain, ” katanya.
“Kedua, masyarakat yang memakai harus yakin bahwa yang dituju benar. Pastikan saat memindai QRIS, pastikan data identitas dan nominalnya, setelah yakin baru enter, ” sambung Ricky.
“Ketiga, sesuai ketentuan ASPI, kewajiban merchant atau PJP melakukan sosialisasi dan edukasi. Jadi jika dilakukan dengan benar, Insyaallah tidak ada kejadian terulang, ” imbuhnya.
QRIS merupakan salah satu transaksi pembayaran non tunai yang dapat meminimalisir kontak fisik dalam bertransaksi dengan CEMUMUAH (Cepat, mudah, murah, aman dan handal).
“Intinya QRIS itu aman, sangat solid untuk suatu sistem pembayaran dan tidak pernah bermasalah. Yang bermasalah itu oknumnya. Jadi, marilah tingkatkan kehati-hatian setiap melakukan transaksi keuangan, baik QRIS maupun lainnya di ATM, Credit card, E-commerce supaya masyarakat tidak ragu. Jangan sampai terganggu pengguna QRIS di Kaltim, karena kita sudah mendapatkan award secara nasional dan Kalimantan pemakaian QRIS. Kita jaga supaya masyarakat aman menggunakan QRIS, ” pesannya.
Penulis : Oen
Editor : M Jay