Kabupaten Paser Pacu Kemandirian Pangan di Tengah Tantangan Distribusi

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kabupaten Paser, Adi Maulana. (Istimewa)

MEDIABORNEO.NET, PASER –   Kabupaten Paser berupaya menciptakan kemandirian pangan di tengah tekanan distribusi logistik yang semakin meningkat akibat keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Menurut Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kabupaten Paser, Adi Maulana, pemerintah daerah mengambil langkah strategis untuk mengatasi tantangan tersebut.

“Kabupaten Paser yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Selatan menghadapi tantangan besar karena sebagian besar distribusi bahan pokok dari Balikpapan dan Surabaya kini banyak dialihkan ke IKN,” ujarnya.

Salah satu kebijakan inovatif yang diterapkan adalah merevisi Peraturan Daerah agar mendukung ketersediaan bahan baku lokal.

Adi menjelaskan, Perumda diberi mandat untuk mengelola tata niaga beras.

“Dulu padi dibeli oleh tengkulak, sekarang Perumda yang membeli langsung dari petani, mengolahnya, dan bekerjasama dengan pengurus desa,” katanya.

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menciptakan ekosistem pangan yang berkelanjutan.

Selain itu, Kabupaten Paser juga tengah membangun sektor peternakan yang lebih mandiri.

“Kami sedang membangun fasilitas peternakan ayam petelur dan pedaging di Petangis, dengan kapasitas sekitar 30 ribu ayam. Saat ini, sudah ada 5 ribu ayam yang berusia 12 hari,” katanya.

Dengan langkah ini, Paser berharap tidak lagi bergantung pada pasokan telur dan daging ayam dari luar daerah.

Tidak hanya beras dan ayam, Paser juga mengolah minyak goreng dari kelapa sawit melalui pabrik mini yang dikelola Pemda.

“Hasilnya sangat berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan lokal,” kata Adi.

Program lainnya, seperti Paser Berbuah, juga dirancang untuk mengurangi ketergantungan pangan dari luar daerah.

Dalam upaya mendukung kemandirian pangan, dua proyek besar diajukan ke Program Strategis Nasional (PSN), pembangunan Bendungan Lambakan dan Bendungan Telake. Bendungan Lambakan diproyeksikan dapat mengurangi risiko banjir hingga 40 persen di wilayah hilir, mengairi 20 ribu hektar lahan pertanian, dan menyediakan air bersih hingga 5 ribu liter per detik. Bahkan, bendungan ini akan menghasilkan energi listrik 18 megawatt yang mendukung konsep Green City IKN.

“Kami berharap pembangunan kedua bendungan ini dapat segera dilanjutkan untuk mendukung ketahanan Pangan dan energi, tidak hanya bagi Paser tetapi juga wilayah sekitarnya,” pungkasnya. (M Jay)

Share