MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda Laila Fatihah menilai, pelaksanaan program Pro Bebaya belum efektif menyentuh masyarakat.
Menurut dia, seharusnya program tersebut juga bisa memberikan inovasi-inovasi yang dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai macam pelatihan pada warga. Ini sebagai upaya untuk membuka lapangan kerja baru di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Dikatakannya, melalui adanya pelatihan-pelatihan, maka UMKM akan muncul dan tentunya akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
“Menurut saya program Pro Bebaya kurang efektif. Seharusnya program ini memberikan inovasi pelatihan, untuk kemudian menumbuhkan UMKM. Warga yang sudah memiliki keterampilan bisa membuat usahanya. Misalnya dengan membuat kue yang bisa dijual. Tapi tentunya tidak hanya pelatihan saja, namun juga diberikan pendampingan hingga tuntas sampai mandiri,” ujarnya.
“Jadi, kalau dikatakan sampai efektif itu belum. Artinya, mereka masih merintis dan bagaimana mereka yang merintis ini merasa terlindungi dan didampingi oleh Pemkot,” sambungnya.
Menurut Laila Fatihah, dirinya banyak menerima keluhan dari masyarakat ketika melakukan kegiatan Reses ataupun Sosper. Dimana, warga mengeluhkan terkait penerima pelatihan yang selalu sama. Sementara masih banyak warga lain yang belum mendapatkan giliran untuk mengikuti pelatihan.
“Sebenarnya di kelurahan banyak pelatihan, hanya saja yang mendapatkan pelatihan orangnya hanya itu-itu saja. Persoalan itu yang sering dikeluhkan warga,” katanya.
Dikatakan Laila Fatihah, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda terkait evaluasi penyaluran Pro Bebaya, terkait pengembangan UMKM.
“Ketika hearing dengan Dinas Ketenagakerjaan, mereka mengatakan sudah tercapai target hingga 90 persen, tapi pertanyaannya tepat sasaran tidak? Terkadang di kelurahan diberikan informasi ada pelatihan, misalnya membuat kue. Tapi sampai batas waktu yang ditentukan, peminatnya masih sedikit, akhirnya untuk memenuhi target, akhirnya dipanggil kembali mereka yang pernah mengikuti pelatihan. Itu yang jadi kendala,” bebernya.
Untuk itu, Laila Fatihah meminta Pemkot Samarinda sungguh-sungguh memaksimalkan pelaksanaan program Pro Bebaya. (Adv/Koko/M Jay)