MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur Ricky P Gozali memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global lebih dari proyeksi, dengan kisaran mencapai 2,6 persen, sebagai dampak positif pembukaan ekonomi Tiongkok dan adanya penurunan suplai global, akibat ketegangan geopolitik dunia.
Melihat kondisi tersebut, dirinya menyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat, dengan pertumbuhan pada rentang 4,5 atau 5,3 persen. Menurut Ricky, kondisi ini muncul karena juga didukung oleh adanya peningkatan permintaan domestik dan ekspor di tengah persistensi inflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global.
Hal itu disampaikannya saat menggelar kegiatan Temu Media yang dilaksanakan Kamis malam tadi.
Ricky menjelaskan, solidnya pertumbuhan ekonomi nasional berdampak pada kinerja ekonomi di Kaltim. Terlihat dari adanya tren perbaikan dan peningkatan pada triwulan IV tahun 2022 dibandingkan triwulan sebelumnya.
“Laju pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan IV 2022 tercatat 6,47 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 5,44 persen (yoy), ” ujarnya.
Lebih rinci Ricky menjelaskan, dari sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja ekonomi Kaltim bersumber dari peningkatan kinerja hampir di seluruh lapangan usaha utama. Sementara, pada sisi pengeluaran, ekspor dan investasi menjadi dua komponen dengan andil terbesar dan mampu berkontribusi pada PDRB Kaltim di triwulan IV 2022.
Lebih lanjut, terang dia, kinerja ekspor sebagai komponen dengan pangsa pasar paling besar menjadi komponen utama yang mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Kaltim di triwulan IV 2022.
Sementara inflasi gabungan dua kota IHK Kaltim pada Maret 2023, kata Ricky, ikut meningkat. Hal ini sejalan dengan adanya kenaikan inflasi gabungan kota IHK di Kaltim dan inflasi nasional.
“Inflasi gabungan dua kota IHK di Kaltim tercatat 0,59 persen (mtm), lebih tinggi dibanding bulan lalu yang hanya sebesar 0,11 persen (mtm), ” katanya.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, bener Ricky, andil inflasi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang diikuti kelompok transportasi.
“Mencermati perkembangan indikator harga terkini, tekanan inflasi bulan April 2023 diperkirakan relatif meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Tekanan terutama bersumber dari kelompok komoditas pangan dan transportasi, khususnya angkutan udara, seiring dengan momentum Ramadan dan Idul Fitri yang kondisi ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan masyarakat, ” terang Ricky.
Dia menambahkan, prospek inflasi IHK Kaltim di tahun 2023 diperkirakan terkendali pada rentang sekitar titik tengah dengan kisaran target 3,0+1 persen(yoy), seiring dengan sinergi pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim.
Penulis : Oen
Editor : M Jay