MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Kabar baik datang dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), di mana tingkat kemiskinan terus menunjukkan penurunan yang signifikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, persentase penduduk miskin pada September 2024 tercatat sebesar 5,51 persen. Angka ini menurun 0,27 persen poin dibandingkan Maret 2024 dan 0,60 persen poin dibandingkan Maret 2023.
Penurunan ini tidak hanya terlihat dalam persentase, tetapi juga pada jumlah absolut penduduk miskin. Pada September 2024, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 211,88 ribu orang, menurun 9,5 ribu orang dibandingkan Maret 2024 dan 19,19 ribu orang dibandingkan Maret 2023.
BPS juga mencatat penurunan tingkat kemiskinan baik di perkotaan maupun perdesaan. Di kawasan perkotaan, persentase penduduk miskin pada September 2024 sebesar 4,41 persen, turun dari 4,47 persen pada Maret 2024. Sementara itu, di kawasan perdesaan, angka kemiskinan turun lebih signifikan dari 8,76 persen pada Maret 2024 menjadi 8,00 persen pada September 2024.
Dari sisi jumlah, penduduk miskin di perkotaan berkurang sebanyak 0,3 ribu orang, dari 118,44 ribu pada Maret 2024 menjadi 118,11 ribu pada September 2024. Sedangkan di perdesaan, jumlah penduduk miskin menurun lebih drastis, yaitu sebanyak 9,2 ribu orang, dari 102,90 ribu menjadi 93,69 ribu pada periode yang sama.
Garis Kemiskinan di Kalimantan Timur pada September 2024 tercatat sebesar Rp853.997,00 per kapita per bulan, dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan mencapai 70,74 persen atau Rp604.133,00. Sementara itu, Garis Kemiskinan Bukan Makanan berada di angka Rp249.864,00 atau 29,26 persen.
Rata-rata rumah tangga miskin di Kalimantan Timur memiliki 5,32 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, garis kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp4.543.264,00 per bulan.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur, Yusniar Juliana, menyebutkan bahwa penurunan tingkat kemiskinan ini merupakan hasil dari berbagai upaya pemerintah daerah, termasuk program pengentasan kemiskinan yang terfokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar, baik di bidang kesehatan, pendidikan, maupun ekonomi, telah memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama di perdesaan,” bebernya dalam keterangan tertulis.
Penurunan tingkat kemiskinan ini menjadi indikator positif bagi pembangunan berkelanjutan di
Kalimantan Timur, sekaligus menunjukkan efektivitas program-program yang telah dijalankan. (M Jay)