MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda Samri Shaputra mengatakan, upaya penanggulangan banjir di Samarinda bisa dengan membuat sodetan-sodetan yang mengarah ke sungai.
Dia menilai, jika hanya dengan membuat folder atau drainase tidak akan bisa mengatasi persoalan banjir dengan maksimal. Justru yang terjadi kata dia, air akan mudah tergenang.
“Kanal-kanal juga bisa. Atau membuat sodetan-sodetan yang bisa langsung mengarah ke sungai. Karena kalau hanya membuat folder, atau melebari drainase, atau mendalami drainase itu tidak menyelesaikan masalah. Justru menampung air, ” katanya pada awak media, Senin (19/9/2022).
Dia menerangkan, fungsi folder sesungguhnya adalah ketika hujan turun, maka berfungsi untuk menampung air.
“Ketika hujan, dia menampung air. Ketika tidak ada hujan, dia kering, tidak ada air. Jadi ketika hujan, maka dia menampung air dan tidak meluber. Karena fungsi folder itu untuk menampung air, ” terangnya.
Dia mencontohkan, folder yang ada di kawasan Lembuswana yang tidak berfungsi secara baik.
“Folder di Lembuswana itu mestinya kalau tidak ada hujan harusnya tidak ada air lagi, ketika hujan dia bisa menampung sementara sambil dialirkan ke sungai. Juga folder Benanga, ketika tidak terjadi hujan, airnya mesti berkurang. Ini malah kalau tidak ada hujan, air tetap tinggi, ” bebernya.
“Di situ sebenarnya bisa dibuatkan sodetan, kan itu bisa dialirkan ke sawah atau langsung ke sungai Mahakam, ” katanya lagi.
Samri mengatakan, penganggaran yang dilakukan saat ini untuk pembuatan drainase sangat besar, sementara perencanaan yang dilakukan kurang tepat.
“Dari pada membiayai drainase di mana-mana, ujung-ujungnya banjir tidak berkurang. Karena perencanaan kurang tepat, penggunaan anggaran sudah tapi sasaran melenceng dari perencanaan, jadi kurang tepat, ” pungkasnya. (Adv/Koko/Oen)