Inovasi Bapelkes di Era Disrupsi, Tingkatkan Kompetensi SDM Kesehatan

MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA –   Samarinda kembali menjadi saksi langkah strategis dalam pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) di Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, secara resmi membuka Rapat Koordinasi Asosiasi Bapelkes Indonesia (ABI) yang berlangsung di Hotel Mercure Samarinda, Jumat (13/12/2024).

Acara ini mengusung tema yang relevan dan visioner: “Peranan Bapelkes dalam Peningkatan Kompetensi SDMK di Era Disrupsi.”

Dalam sambutannya, Jaya Mualimin menekankan bahwa era disrupsi digital menuntut tenaga kesehatan untuk tidak hanya beradaptasi, tetapi juga terus berinovasi.

“Kolaborasi antar-Bapelkes sangat penting untuk memastikan bahwa SDM kesehatan kita memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan zaman,” katanya.

Dia juga berharap forum ini menjadi ruang strategis untuk berbagi pengalaman dan strategi terbaik dalam pengembangan SDMK di tengah perubahan global.

Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh perwakilan Bapelkes dari seluruh Indonesia, tetapi juga tokoh-tokoh penting yang memberikan perspektif strategis. Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan, Lupi Trilaksono, memberikan pandangan mendalam mengenai kebijakan nasional dalam peningkatan mutu tenaga kesehatan.

“Kita harus mampu menciptakan tenaga kesehatan yang tangguh, kompeten, dan inovatif agar dapat bersaing di era digital,” katanya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Bapelkes Indonesia (ABI), Ali Wardana, menyoroti pentingnya sinergi lintas institusi untuk mengoptimalkan fungsi Bapelkes di daerah.

“Bapelkes adalah ujung tombak dalam membangun tenaga kesehatan yang profesional dan berintegritas. Melalui forum ini, kita bisa menghasilkan solusi nyata untuk menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya.

Rapat koordinasi yang dijadwalkan berlangsung hingga 16 Desember 2024 ini menghadirkan berbagai sesi diskusi panel dengan narasumber dari institusi ternama. Topik-topik strategis yang dibahas meliputi implementasi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), penguatan zona integritas di lembaga kesehatan, serta optimalisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Non-Fisik untuk meningkatkan kapasitas SDMK.

Setiap sesi diskusi dirancang untuk menghasilkan rekomendasi konkret yang dapat langsung diterapkan oleh Bapelkes di seluruh Indonesia. Dengan pendekatan ini, ABI berharap dapat menciptakan kebijakan pelatihan yang lebih efektif dan berorientasi pada kebutuhan lokal. (Adv/Diskomifo Kaltim)

Share