MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim mengakui bahwa pencapaian mereka dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 masih belum mencapai target lima besar.
Meski berhasil menempati posisi delapan dengan peningkatan perolehan medali sebesar 30 persen dibandingkan PON Papua 2021, perolehan ini tetap di bawah ekspektasi KONI Kaltim.
Wakil Ketua I KONI Kaltim, Ego Arifin, menjelaskan, salah satu tantangan terbesar dalam ajang PON XXI kali ini adalah mentalitas atlet.
“Banyak atlet kita merasa minder saat berhadapan dengan juara nasional atau atlet tuan rumah, sehingga performa mereka di lapangan pun terpengaruh,” ujarnya.
Hal ini terlihat dari jumlah medali perak yang lebih banyak, yang menunjukkan adanya kendala mental bertanding, terutama bagi atlet yang baru beralih dari kategori junior ke senior.
Namun, Ego memuji inisiatif pelatih dari cabang olahraga kurash. Ketika dua atlet mereka gagal di hari pertama, pelatih segera meminta bantuan psikolog dari tim KONI Kaltim untuk memberikan dukungan mental. Hasilnya, di hari berikutnya tiga atlet putri tampil luar biasa, meraih satu medali emas dan dua medali perak.
“Langkah ini menunjukkan bahwa seorang pelatih harus peka terhadap kondisi psikologis atlet,” kata dia.
Selain mentalitas, Ego juga mengakui adanya kendala non-teknis yang memengaruhi performa atlet. Beberapa atlet yang bertanding di venue outdoor menghadapi kesulitan karena waktu beradaptasi dengan kondisi lapangan yang terbatas.
Di samping itu, isu terkait megathrust yang bisa memicu tsunami serta perubahan regulasi pertandingan turut memengaruhi persiapan tim.
KONI Kaltim berkomitmen untuk mengevaluasi setiap kendala yang ada dan merumuskan strategi perbaikan demi prestasi yang lebih baik di masa depan.
“Seluruh masukan telah dicatat, dan kami akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk mempersiapkan langkah ke depan,” tandasnya. (Adv/Koko/M Jay)