MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Subandi mengatakan, selama ini kebutuhan pangan Kota Samarinda mayoritas untuk seluruh komoditi masih dipasok dari luar daerah. Pasalnya, lahan pertanian di Kota Samarinda sangat terbatas.
Dikatakannya, lahan-lahan di Kota Samarinda mayoritas sudah menjadi pemukiman penduduk, industri hingga perdagangan. Sehingga lahan-lahan untuk pertanian hampir jarang ditemukan. Akibatnya, gun memenuhi kebutuhan pangan, Kota Samarinda masih harus mengimpor bahan pokok dari Pulau Jawa dan Sulawesi untuk mengimbangi produktivitas yang minim.
Menurut Subandi, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda belum secara maksimal menggunakan potensi ekonomi sektor pertanian, yang seharusnya masih bisa dioptimalkan. Apalagi Samarinda sangat menjanjikan dengan jumlah petani dan lahan yang bisa digarap.
Tak hanya itu, menurut Subandi, minimnya alokasi anggaran yang digelontorkan dari Pemerintah Pusat, dalam hal ini adalah Kementrian Pertanian Republik Indonesia juga terbilang minim. Akibatnya, Samarinda berada pada posisi dilematis.
“Sebenarnya Samarinda ini dilema. Kenapa Samarinda tidak buat sektor pertanian saja. Kita punya lahan, petani juga kita punya, tapi di satu sisi juga anggaran kurang mendukung dari pusat”, ujarnya, Sabtu (13/10/2023).
Kendati demikian, Subandi tetap mendorong Pemkot Samarinda melalui Dinas Pertanian untuk tetap dapat memberikan edukasi hingga bantuan kepada para pertani dengan anggaran yang ada.
“Tapi setidaknya ada dorongan kepada para petani dari Pemkot untuk meningkatkan produktivitasnya dengan memaksimalkan potensi yang ada. Harapannya agar pemerintah daerah untuk sektor pertanian bisa diberikan bantuan subsidi-subsidi dan untuk anggarannya lebih ditingkatkan lagi,” tutupnya. (Koko/M. Jay/Adv/DPRD Samarinda)