MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan kestabilan ekonomi yang menjanjikan, khususnya pada November 2024.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, tingkat inflasi Kaltim berada pada 1,54 persen secara tahunan (yoy). Inflasi ini mencerminkan kondisi yang stabil dengan kontribusi utama dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatat inflasi sebesar 2,40 persen.
“Secara bulanan, Kaltim mengalami inflasi sebesar 0,08 persen (mtm), menunjukkan keseimbangan yang baik di tengah dinamika ekonomi. Kenaikan harga emas dunia menjadi salah satu pemicu inflasi, terutama melalui kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang menyumbang andil sebesar 0,04 persen (mtm),” terang Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kaltim, Budi Widihartanto.
Selain itu, aktivitas MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang meningkat menjelang Pilkada dan akhir tahun turut mendongkrak tarif angkutan udara, memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen (mtm).
Namun, kenaikan inflasi berhasil diredam oleh deflasi pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan kontribusi sebesar 0,02 persen (mtm). Hal ini menunjukkan keberhasilan strategi pengendalian inflasi yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kaltim.
TPID Kaltim, lanjut Budi Widihartanto, secara konsisten melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Upaya ini mencakup mekanisasi pertanian, bantuan pupuk, dan pembangunan infrastruktur tani untuk menjaga pasokan pangan tetap stabil.
“TPID juga mengambil langkah-langkah monitoring harga dan stabilisasi komoditas penting juga terus dilakukan, guna menjaga daya beli masyarakat,” katanya.
Kolaborasi antar-TPID se-Kaltim melalui High Level Meeting dan sosialisasi diversifikasi pangan juga menjadi bagian penting strategi komunikasi efektif. Fokus ini tidak hanya pada pengendalian inflasi, tetapi juga mendukung ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani di Kalimantan Timur.
Ke depan, TPID Kaltim akan terus mengoptimalkan strategi 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat sekaligus meningkatkan aktivitas ekonomi di Kaltim. (Koko/M Jay)