Reklame Produk Rokok Marak, Fahruddin : Rusak Estetika Kota, PAD “Jebol”

MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Samarinda Fahruddin menyoroti maraknya berdiri papan reklame produk rokok “tehambur” di setiap sudut Kota Samarinda, sementara hasil dari pajak reklame masih minim.

Dia menilai, reklame produk rokok seharusnya tidak boleh dipasang di seluruh titik, melainkan hanya beberapa titik di kawasan tertentu saja. Karena menurutnya, kondisi tersebut mengurangi estetika Kota Samarinda itu sendiri.

“Reklame rokok sebenarnya tidak boleh ada di mana-mana, tapi hanya kawasan tertentu. Coba kita lihat, sekarang reklame rokok berhamburan. Sementara pajaknya itu jebol terus,” ucapnya, ditemui usai menghadiri pelantikan Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud, Senin (12/9/2022).

Namun dirinya tidak hanya menyoroti tentang maraknya reklame produk rokok, tetapi juga reklame lain yang tak berizin, tapi masih tetap terpasang.

Menurut Politisi dari partai Golkar ini, pendapatan daerah dari sektor reklame selalu “jebol” karena tidak jelasnya regulasi perizinan. Bahkan dia menyebut, beberapa OPD terkait terkesan ingin ambil bagian.

“Kita anggap jebol karena kurang tata kelola. Harusnya sesuai rancangan PUPR untuk penataan dimana ada titik reklame yang bisa dipasang. Lalu untuk perizinan di Dinas Perizinan Satu Pintu, setelah ada tema dari Kominfo, kemudian ke Dishub dari sisi keamanan dan lalulintas, ” terangnya.

Kedepan, Komisi II lanjut dia, akan memanggil pihak Dinas Perizinan Satu Pintu terkait jaminan dana pembongkaran reklame.

“Sehingga kalau ada jaminan ini akan aman, ketika akan membongkar sudah ada dana jaminan. Karena ada juga oknum pengusaha yang nakal, memasang reklame tanpa izin. Sehingga ketika akan dibongkar, tidak mungkin pemerintah melakukan, apalagi biayanya besar. Kondisi ini hendaknya jangan menjadi pembiaran, ” katanya.

“Beberapa contoh, seperti beberapa reklame yang membentang di jalan, itu mereka bayar tapi tidak ditagih Bapenda, tapi mereka membayar pada pemilik reklame. Ini yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk lebih sigap lagi mengatasi ” jebolnya” PAD dari reklame ini, ” tandasnya. (Adv/Koko/Oen)

Share