Kaltim  

Rutan dan Lapas di Kaltim Overload Kapasitas Hingga 400 Persen

MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, overcrowding pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lapas dan Rutan di Kaltim menjadi hal yang mengkhawatirkan dan rentan terhadap penularan COVID-19.

Untuk itu, Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Kaltim, telah melakukan beberapa upaya strategis untuk mengurangi persoalan tersebut. Diantaranya dengan menyiapkan lahan pembangunan Lapas di Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 1000 hektar.

“Kita sudah rencanakan menyiapkan, memang agak jauh dari sini dan agak keluar, sekitar di Kutai Kartanegara di Embalut. Sekarang dalam proses, karena saat ini sebagian lahan masih digunakan oleh usaha masyarakat untuk tambang, ” ujarnya, ditemui usai memberikan remisi secara simbolis pada narapidana di Lapas Kelas IIA Samarinda, Selasa (16/8/2022).

Direncanakan, pembangunan Lapas di Kutai Kartanegara akan dibuat lebih berbeda.

“Nanti di situ disiapkan kegiatan binaan yang bisa berkreasi, bertani, ada pohon-pohon yang bermanfaat. Kalau bisa bukan seperti di Lapas. Itu pikiran saya, ” katanya.

Namun demikian, Gubernur Isran Noor mengatakan, persoalan overcrowding bukan hanya terjadi di Kaltim saja, tetapi seluruh Indonesia. Untuk itu, pemerintah pusat membuat program asimilasi di rumah dan integrasi, guna mempercepat pengeluaran narapidana.

Kebijakan tersebut di nilai Gubernur, sangat efektif, sehingga diharapkan bisa dilanjutkan sampai dengan masa kedaruratan terhadap penanggulangan COVID-19 dicabut oleh pemerintah.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kementrian Hukum dan HAM Kaltim Sofyan mengatakan, saat ini total seluruh penghuni Lapas se-Kaltimtara berjumlah 12.840 orang narapidana. Jumlah ini sudah mengalami overload lebih dari 400 persen.

“Kapasitas hunian kita hanya 3.556 orang dan 80 persen adalah kasus narkoba, sehingga terjadi overkapasitas sebanyak 400 persen, ” ujarnya pada wartawan.

Kendati demikian, pihaknya terus melaksanakan program peningkatan kualitas keahlian para narapidana untuk mempersiapkan mereka kembali ke masyarakat dengan keahlian berdaya saing guna.

“Di Lapas, mereka kita bina. Ada pertukangan, perbengkelan dan sebagainya, sehingga ketika keluar nanti mereka bisa bergabung dengan masyarakat. Kita juga sudah bekerjasama dengan Disnaker dan BLK untuk memberikan pelatihan bagi mereka, termasuk sertifikat, ” imbuhnya.

Penulis : Koko
Editor : Oen

Share