MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – DPMPD Kalimantan Utara (Kaltara) melaksanakan benchmark atau pembelajaran, terkait penguatan kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim, Jumat (10/11/2023).
Rombongan DPMPD Kaltara ini dipimpin oleh Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Usaha Ekonomi Masyarakat, SDA dan Teknologi Tepat Guna, Iwan Kurniawan. Mereka diterima oleh Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda DPMPD Kaltim, Noor Agustina didampingi Helvin Syahruddin dan staf terkait.
Noor Agustina mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim berkomitmen untuk melaksanakan pembinaan Posyantek, sebagai lembaga Pelayanan Teknologi Tepat Guna (TTG) antar desa yang memberikan pelayanan teknis, informasi dan orientasi berbagai jenis TTG di kecamatan.
“Beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pelatihan peningkatan kapasitas bagi Posyantek, termasuk bagi penyandang disabilitas yang hasilnya sangat bermanfaat untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat,” ujarnya.
“Contohnya, pelatihan membatik bagi penyandang disabilitas dan hasilnya sudah bisa dijual ke pasar. DPMPD juga memfasilitasi kantor yang ingin membuat batik seragam,” lanjut Noor Agustina.
Dikatakan, bahwa DPMPD Kaltim juga telah memfasilitasi pembentukan Forum Komunikasi Posyantek sebagai wadah komunikasi pengembangan Posyantek. Termasuk, sejak tahun 2021, DPMPD Kaltim memberikan bantuan keuangan provinsi bagi 841 desa se-Kaltim, yang di dalamnya memungkinkan penggunaannya untuk pembinaan Posyantek.
Ke depan, lanjutnya, dalam lomba TTG tingkat Provinsi Kaltim juga akan menambah kategori penilaian Produk Khas Desa. Saat ini tahapannya masih mempersiapkan pemberian uang pembinaan bagi 30 Posyantek yang ikut lomba di luar juara lomba.
“Kalau juara lomba akan dapat hadiah dobel, uang pembinaan dan juara lomba. Tujuannya agar mereka semangat dan berinovasi, menghasilkan teknologi tepat guna,” katanya.
Helvin Syahruddin ikut menambahkan, terkait dengan pembinaan Posyantek, adalah hal penting untuk diberikan perhatian, serta harus turun langsung berbaur bersama masyarakat.
“Istilah kami dalam pembinaan, kalau mau berbicara sapi, maka harus jadi sapi, agar menjiwai. Sering membaur, berkomunikasi untuk melihat potensi, agar tidak latah dalam pengembangan teknologi, agar teknologi yang dihasilkan lebih bermanfaat,”pungkasnya. (Oen/Adv)